Tips Membuat Nama Brand untuk Bisnis Online


Nama brand atau nama merek yang bagus bukan hanya harus terlihat keren di kartu nama, tetapi harus mudah diucapkan. Dan, bagus bukan hanya karena kamu menyukainya, tetapi karena nama tersebut menyampaikan suatu pesan ke customer.

Ahli branding Marty Neuemier dalam bukunya yang berjudul The Brand Gap berkata, “Nama brand yang bagus itu penting untuk customer karena mereka ingin kemudahan dalam mengenali, mengingat, mendiskusikan, dan membandingkan brand. Nama yang tepat dapat menjadi aset berharga bagi sebuah brand, menonjolkan perbedaan, dan mempercepat pengenalan.”

Namun, memilih nama merek yang tepat bukan perkara mudah. Bagaimana caranya menemukan nama brand yang sesuai? Nama yang enak didengar? Nama yang terlihat bagus pada logo dan memiliki domain yang tersedia? Banyak yang berpendapat semua itu mudah—tinggal gunakan tool name generator dan semua beres. Banyak juga yang berpendapat semua itu mustahil—sewa saja agency dan biarkan mereka berpikir untukmu.

Tergantung pada budget dan kebutuhan brand kamu, kamu bisa pilih cara yang mana saja. Namun, menurut kami, menemukan nama brand yang tepat itu sangat mungkin! Hanya saja, kamu perlu memutar otak dan jadi sekreatif mungkin.

Seperti apa nama brand yang bagus?

Banyak teori dan penelitian mengenai nama brand yang bagus. Contohnya, penelitian pada 2010 yang dilakukan oleh University of Alberta menemukan bahwa konsumen memiliki reaksi yang lebih positif terhadap brand-brand yang memiliki nama terstruktur dan repetitif, contohnya Coca-Cola, Kit Kat, dan Jelly Belly.

Meskipun tidak ada formula baku, ada beberapa aspek untuk membuat nama brand lebih mudah digunakan dan diingat oleh khalayak. Idealnya, nama brand kamu harus memiliki ciri-ciri berikut:

  • Bermakna: Harus mengomunikasikan hal terpenting dari brand, menciptakan image, dan menumbuhkan hubungan emosional yang positif.
  • Berbeda: Unik, mudah dikenang, dan menonjol di antara kompetitor.
  • Mudah: Orang-orang gampang mengartikan, mengucapkan, mengeja, dan mencarinya di Google. (Meskipun brand  kamu memiliki nama yang tidak biasa atau aneh, artinya harus bisa dimengerti.)
  • Terlindungi: Kamu bisa mendaftarkannya sebagai merek dagang, mendapatkan domain, dan memilikinya sepenuhnya, baik secara legal maupun dalam benak konsumen.
  • Tidak lekang oleh waktu: Bisa berkembang beriringan dengan perusahaan—dan bisa diadaptasi menjadi bermacam-macam produk dan sub-bisnis yang lain.
  • Visual: Kamu bisa mengomunikasikan nama brand melalui desain, termasuk ikon, logo, warna, dan sebagainya.
BACA JUGA :  Praktisidigital vs WordPress: Pilih yang Mana?

Ciri-ciri di atas berguna untuk membantumu meramu nama brand, namun ada satu pertanyaan untuk menentukan apakah sebuah nama dikatakan sukses (ingatlah bahwa kami tidak berkata “bagus” atau “jelek”). Satu-satunya yang terpenting adalah: Apakah nama brand kamu bisa mengambil hati orang-orang?

Cara menemukan nama brand yang tepat

Menemukan nama brand yang bagus bisa jadi melelahkan, menguras tenaga dan emosi. (Neil Blumenthal, co-founder perusahaan kacamata Warby Parker berkata ia dan timnya butuh waktu enam bulan dan lebih dari 2.000 opsi sebelum menentukan nama yang tepat.)

Di luar sana semakin banyak muncul tools yang mencoba untuk membuat hal ini jadi lebih mudah, baik itu dengan cara memberikan pilihan dan saran nama merek, domain (misalnya Bust a Name) atau nama dan URLS yang tersedia (misalnya Brand Bucket).

Brand Bucket

Tools tersebut akan sangat membantu untuk mencari ide, tetapi kami merasa sebaiknya kamu memilih nama merek sudah dipikirkan secara matang dan memiliki tujuan, lalu mengetesnya. Berikut langkah-langkah untuk melakukannya:

Langkah 1: Tentukan suara brand kamu

Sebelum memberi nama untuk brand kamu, kamu harus paham akan brand kamu dan apa yang ingin kamu capai. Untuk melakukan ini, kamu harus menyuarakan brand kamu yang meliputi:

  • Tujuan: Mengapa brand kamu ada?
  • Visi: Masa depan seperti apa yang ingin brand kamu bangun? Seperti apa keliatannya?
  • Misi: Apa yang akan dilakukan oleh brand kamu? Bagaimana brand kamu membangun masa depan tersebut?
  • Nilai: Prinsip apa yang kamu miliki dalam menjalankan brand kamu?

Ketika digabungkan, elemen-elemen tersebut akan berpengaruh terhadap semua yang kamu lakukan (termasuk memilih nama). Jika kamu sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, lihat kembali ke analisis kompetitor yang sudah kamu lakukan dan pahami apa yang bisa membuat brand kamu beda dari yang lain.

BACA JUGA :  12 Tips Memilih Domain Terbaik untuk Toko Online, Penting Banget!

Memahami keunikan yang dimiliki brand kamu merupakan langkah pertama untuk menemukan nama.

Langkah 2: Brainstorm

Ini adalah bagian yang menyenangkan, sekaligus paling berat. Jika kamu bekerja dengan tim, kumpulkan tim kamu untuk brainstorming. Untuk menghindari diskusi kusir yang tidak berujung, kamu bisa memulai brainstorming dengan panduan langkah-langkah berikut ini:

  • Tuliskan semua kata kerja yang menggambarkan produk atau jasa yang kamu tawarkan
  • Jelaskan apa yang kamu ingin customer kamu rasakan ketika mereka menggunakan produkmu
  • Cocokkan kata-kata yang sesuai dengan produkmu

Cara lain untuk brainstorming adalah dengan memikirkan kategori berbeda untuk nama merek. Seperti yang dijelaskan oleh Alina Wheeler di Designing Brand Identity, kategori-kategori tersebut termasuk:

  • Founder: Nama berdasarkan orang nyata atau fiktif, seperti Ben & Jerry’s, Marc Jacobs, atau Bobby Brown.
  • Deskriptif: Nama yang mendeskripsikan produk yang kamu buat, misalnya General Motors.
  • Buatan: Nama dari kata-kata yang dibuat sendiri, misalnya Kodak, Xerox, atau Netflix.
  • Metafora: Hal-hal mistis, asing, atau tempat, orang, hewan imajinatif, misalnya Nike atau Patagonia.
  • Akronim: Nama yang menggunakan inisial atau singkatan, misalnya DKNY (Donna Karan New York) atau GE (General Electric).
  • Gabungan kata: Nama yang terdiri dari dua kata yang digabungkan atau kata asli yang diubah ejaannya, seperti Facebook atau Flickr.

Cobalah temukan nama dari setiap kategori. Kamu mungkin bisa mulai merasakan adanya kesamaan dan preferensi tertentu dari nama-nama yang kamu temukan. Usahakan kamu mendapatkan 15-20 nama. Untuk lebih mempermudah:

  • Gunakan Onym untuk inspirasi nama, etimologi kata, tips, dan hal-hal lainnya untuk membantumu menemukan nama terbaik.
  • Gunakan Panabee untuk mencari nama domain, nama aplikasi, dan nama perusahaan, saran dan alternatif, dan istilah-istilah yang berhubungan.
BACA JUGA :  10 Cara Menjadi Reseller Sukses dengan Untung Besar

Langkah 3: Uji Nama Brand

Ini adalah bagian yang cukup menegangkan. Tidak ada gunanya menguji nama yang sudah ada dimiliki orang. Jadi, kamu perlu memeriksa nama-nama pilihanmu terlebih dulu.

Persempit pilihan namamu menjadi 3-5 saja, kemudian cari database merek dagang terdaftar di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI). Untuk merek dagang skala internasional, kamu bisa mengakses Global Brand Database. Jika nama-nama pilihanmu sudah diambil, kembali lah ke daftar yang kamu buat sebelumnya. Pilih tiga nama lainnya dan periksa kembali di website tersebut. Jika nama yang kamu masukkan tersedia, segera urus perizinannya agar kamu bisa memiliki merek dagangnya.

Langkah 4: Periksa ulang

Sekarang, setelah kamu menyelesaikan urusan hukum, akhirnya sampai ke bagian yang paling menarik. Waktunya kamu membuat mockup brand kamu (logo, kemasan produk, dan website). Ujilah nama yang telah kamu pilih. Menurut Steven Cook, seorang pengacara ahli startup, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  1. Buat landing page untuk setiap nama yang kamu pilih. Gunakan copywriting yang sama persis, hanya gunakan logo dan nama yang berbeda.
  2. Jalankan iklan Facebook yang menargetkan customer selama seminggu.
  3. Lihat landing page mana yang menghasilkan konversi paling tinggi.

Buatlah nama brand yang kuat

Nama baru langkah pertama dalam membangun brand yang kuat dan dikenang. Jika sudah mantap menentukan nama brand, lanjutkan dengan membuat website toko online. Supaya lebih mudah, bikin aja di Praktisidigital! Yuk, daftar 🙂