Minat Belanja Akhir Tahun Menurun, Ini Kiat agar Penjualan Tetap Meningkat


Dibandingkan dengan tahun lalu, liburan akhir tahun ini terasa berbeda. Pandemi yang terjadi sepanjang tahun banyak membuat berbagai bisnis lesu. Akibatnya, muncul prediksi bahwa penjualan akhir tahun ini takkan sebesar tahun lalu. Meski begitu, bukan berarti kamu gak bisa mengoptimalkan penjualanmu di akhir tahun ini. Soalnya ada beberapa tren yang bisa kamu manfaatkan agar barang jualanmu tetap dilirik pelanggan. Yuk, kita bahas apa aja!

Dilansir dari blog Cloudways.com, terdapat beberapa statistik menarik terkait pengeluaran belanja konsumen antara tahun 2019 hingga 2020. Berikut beberapa poin yang bisa kita jadikan pedoman dalam pemasaran produk di akhir tahun ini:

Tahun 2019 Banyak Pecahkan Rekor 

Di Amerika Serikat, tahun 2019 lalu jadi tahun di mana pengeluaran belanja saat liburan tembus angka 1 triliun US $ dengan rata-rata pengeluaran 1.536 US $ atau sekitar 22 juta rupiah per keluarga (data dari situs eMarketer.com).    

Masih di AS, pengeluaran ecommerce juga memecahkan rekor dengan nilai transaksi sebesar 142,5 triliun US $ di tahun 2019 atau ada kenaikan sebesar 13,1% (menurut data dari Adobe). Dari angka tersebut, 84% di antaranya merupakan hasil dari penjualan smartphone.

Terkait dengan pengeluaran belanja di musim liburan, ada beberapa statistik lain yang banyak memecahkan rekor antara lain:

  • Total pendapatan harian dari berjualan online meningkat dari 2,1 triliun US $ di 2018 ke 2,3 triliun US $ di 2019 yang membuat bisnis retail mengalami pertumbuhan sebesar 4%.
  • Saat musim liburan mencapai puncaknya, nilai penjualan bisa tembus 1 triliun US $ per harinya. Bahkan ada 29 hari di tahun 2019 dimana penjualan per harinya tembus angka 1 triliun US $.
  • Pertama kalinya dalam sejarah, nilai penjualan smartphone capai 50 triliun US $ saat penjualan musiman.
  • Total penjualan di tahun 2019 mencapai 100 triliun US $ di tanggal 9 Desember, 6 hari lebih cepat daripada tahun sebelumnya yaitu tanggal 15 Desember.
BACA JUGA :  15 Cara Jualan Online untuk Pemula yang Pasti Untung

Di Indonesia pun terjadi pemecahan rekor serupa, tepatnya saat festival belanja Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) tanggal 12.12 tahun 2019 lalu. Lembaga survei Nielsen mencatat, total nilai transaksi waktu itu sampai tembus 9,1 triliun rupiah. Wow!

Pengeluaran Belanja di 2020 Dipengaruhi Pandemi

Antusiasme belanja masyarakat yang memuncak di tahun 2019 lalu dinilai berkebalikan dengan minat belanja tahun ini yang menurun akibat pandemi. Situs finder.com menemukan kalau ada 40% warga AS usia dewasa yang berencana untuk menghemat pengeluaran belanja mereka. Konsekuensinya, para retailer diperkirakan akan kehilangan lebih dari 12,9 triliun US $.

Temuan lain menyatakan kalau mayoritas konsumen lebih memilih untuk berbelanja online daripada berbelanja langsung di toko fisik. Hal lain yang gak kalah menarik adalah adanya kenaikan penjualan di ecommerce saat Cyber Monday, festival belanja yang biasa diadakan sehari setelah Thanksgiving Day. Mirip dengan festival belanja 11.11 atau 12.12 di Indonesia kali, ya?

Daya beli yang menurun di AS ini mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia. Data BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat, konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua tahun 2020 mengalami penurunan hingga minus 5,5% atau lebih parah dibandingkan dengan kuartal pertama yang ‘hanya’ minus 2,83%. Bank Indonesia bahkan memprediksi kalau pelemahan daya beli masyarakat ini akan bertahan sampai akhir tahun. 

Fokuslah pada Hal-Hal ini untuk Tingkatkan Penjualan 

Walau kondisi pasar di tahun ini tidak bisa disamakan dengan tahun lalu, tapi ada beberapa statistik dari eMarketer yang bisa kita pertimbangkan untuk meningkatkan penjualan di musim liburan akhir tahun ini, antara lain:

Konsumen Mulai Belanja Kebutuhan Akhir Tahun Sejak Oktober

Walau musim liburan masih 12 bulan setelahnya, 22% dari konsumen udah mulai berbelanja sejak Oktober. Jadi cobalah untuk membuat promo dari jauh-jauh hari.

BACA JUGA :  8 Waktu Terbaik Memulai Usaha Bisnis yang Tepat

Penjualan di Toko Fisik Berkurang, Waktunya Go Online

Mau musim liburan sekalipun, penjualan di retail diperkirakan akan turun 7,5%. Mending fokus di channel digital aja kalau mau memasarkan produkmu.

Konsumen Cenderung Membelanjakan Uang Lebih Saat Berbelanja Online

Selain lebih efektif untuk menjaring pelanggan, konsumen juga cenderung lebih banyak menghabiskan uang saat belanja di toko online. Makanya pastikan toko onlinemu selalu terupdate kalau ada promo/produk baru.

Email Marketing Lebih Efektif Saat Musim Liburan

Di AS, email marketing berkontribusi 27% dari transaksi online yang terjadi saat Black Friday dan Cyber Monday. Hampir 500.000 seller online mengkonfirmasi kalau email marketing email marketing tingkatkan penjualan mereka. Nilai konversi email marketing juga jadi yang tertinggi yaitu 4,29%, disusul oleh pencarian organik (3,04%), direct sales (2,94%), dan medsos (1,81%).

Gratis Ongkir Banyak Dicari Saat Musim Liburan

Memasuki musim liburan, 47% dari konsumen yang berbelanja online enggan membayar biaya ongkir. Jadi kalau memungkinkan, cobalah untuk memasang promo gratis ongkir ini di toko onlinemu.

Nah, itu tadi beberapa insight menarik seputar tren belanja online di musim liburan ini. Satu hal yang gak kalah penting adalah, jangan lupa untuk berpikir outside the box. Cobalah untuk memasarkan produkmu sekreatif mungkin. Jangan lupa juga untuk memaksimalkan platform jualan online yang kamu pakai. Nah, kalau kamu udah biasa berjualan melalui toko online yang kamu buat dengan Praktisidigital, kamu bisa dengan mudah mengatur tampilan toko online atau promo di toko onlinemu supaya cocok dengan musim liburan akhir tahun ini. Tinggal tunggu banjir orderan sampai akhir tahun, deh!