Sales Funnel: Cara Kerja dan Pentingnya dalam Bisnis


Sales funnel adalah salah satu metode pemasaran paling efektif yang bisa kamu terapkan. Pada dasarnya metode ini sudah banyak diterapkan bahkan sebelum istilah tersebut muncul. Ketahui selengkapnya tentang metode pemasaran satu ini beserta penerapannya dalam bisnis melalui pembahasan berikut ini!

Apa Itu Sales Funnel?

Sales funnel adalah metode pengerucutan pemasaran yang akan membawa pada penjualan produk yang bisa berlanjut hingga pembelian ulang (repeat order) oleh konsumen. Metode ini dapat menjadi pembawa keuntungan bagi bisnis baru maupun yang lama bila dimanfaatkan dengan optimal. 

Istilah ini dapat digambarkan seperti sebuah corong. Seperti yang kita ketahui, corong memiliki bentuk yang lebar di atas dan kemudian menyempit di ujungnya.

Corong penjualan pada dasarnya menggambarkan proses penjualan yang dimulai dari pencarian sebanyak mungkin calon konsumen, kemudian mengerucut atau terseleksi menjadi beberapa pembeli yang akhirnya melakukan benar-benar melakukan transaksi.

Cara Kerja Sales Funnel

Terdapat beberapa jenis sales funnel yang memiliki jumlah tahapan yang berbeda, namun tujuannya pada dasarnya tetap sama.

Jika kamu ingin menerapkan metode ini yang tidak hanya berakhir pada penjualan, tapi juga bertujuan untuk menciptakan repeat order, kamu bisa menggunakan urutan awareness, consideration, conversion, loyalty, dan advocacy.

Tahap 1 – Awareness

Tahap pertama dalam sales funnel adalah awareness. Hampir semua dimulai dengan awareness meskipun bagian ujung corongnya berbeda. Sebagai penjual tentu berusaha menebar informasi untuk menumbuhkan kesadaran mengenai brand atau produk yang dijual.

Pada tahap awal ini penjual berusaha menarik perhatian konsumen sebanyak-banyaknya yang bertujuan untuk memberi tahu mereka kalau produk kita ada di pasaran dan siap untuk dinikmati.

Tahap 2 – Consideration

Tahapan kedua adalah consideration atau pertimbangan. Pada tahap ini penjual akan mengubah awareness yang sudah terbentuk menjadi pertimbangan. Sebisa mungkin kita sebagai penjual memberikan kesadaran, bahwa calon konsumen memerlukan produk tersebut.

BACA JUGA :  Apa Itu Omzet? Perbedaan dengan Profit, Cara Menghitung, dll

Tahap 3 – Conversion

Inti dari tahap conversion adalah mendorong pembeli untuk melakukan pembelian. Bukan dengan cara memaksa, tapi dengan kembali menegaskan tentang manfaat apa saja yang bisa didapatkan oleh pembeli jika membeli produk tersebut. 

Tahap 4 – Loyalty

Penjualan bukanlah hasil akhir karena seperti yang dijelaskan di atas, sales funnel ini berusaha membuat pembeli melakukan pemesanan ulang. Setelah penjualan terlaksana, penjual diharapkan melakukan follow up kepada pembeli.

Hal ini demi mengetahui kualitas produk serta kepuasan pembeli terhadapnya. Bila ternyata pembeli merasa senang dengan produk dan layanan kita, maka pembeli akan melakukan pemesanan kembali.

Tahap 5 – Advocacy

Pada tahap ini pembeli bukan hanya sudah percaya dengan berbagai produk dari brand kamu, tapi sudah di tahap ingin orang lain juga mencobanya.

Pernah dengar bahwa mouth-to-mouth atau marketing referral adalah salah satu metode pemasaran yang efektif?

Pada tahap ini bisnis kamu telah berhasil menerapkannya dengan menjadikan pelanggan sebagai agen pemasaran kamu secara tidak langsung.

Kenapa Bisnis Butuh Sales Funnel?

Saat memulai bisnis, sebagian orang berpikir bahwa dengan melempar produk ke pasaran saja sudah cukup untuk mendatangkan pembeli. Pemikiran ini tentu tidak akan membawa hasil atau penjualan yang maksimal.

Pasar perlu tahu spesifikasi produk dan bagaimana produk akan bekerja bagi mereka. Hal ini tidak bisa didapat bila bisnis baru tidak memberikan pengenalan produknya sesuai yang diharapkan pasar.

Selain itu, calon pembeli juga perlu diyakinkan bahwa produk baru tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhan mereka, bukan produk yang lain. Semua ini bisa dilakukan dengan menggunakan sales funnel.

Sales funnel memiliki tugas untuk menggiring calon pembeli yang banyak jumlahnya menjadi penjualan yang pasti. Bayangkan saja jika kamu adalah calon pembeli. Kemudian kamu melihat sebuah produk di salah satu e-commerce. Mungkin kamu akan cek produk tersebut, tapi kemungkinan besar tidak akan langsung membelinya.

Sekarang coba bayangkan keesokan harinya kamu melihat sebuah artikel mengenai produk tersebut di sebuah blog, tentu kamu merasa tertarik dengan produk tersebut. Kemudian kamu juga melihat sebuah post di Instagram mengenai produk tersebut.

Kamu akan semakin yakin untuk melakukan pembelian produk. Pada umumnya, orang perlu melihat sebuah produk entah dalam bentuk iklan, review, atau promosi lainnya setidaknya tujuh kali sebelum membelinya.

BACA JUGA :  Brand Loyalty: Manfaat, Contoh, Faktor, Cara Meningkatkan

Saat kamu mengunjungi toko atau melihat barang tersebut lagi di e-commerce, dengan yakin kamu akan membelinya. Bahkan, jika barang itu sesuai dengan ekspektasimu, kamu akan melakukan repeat order. Inilah proses yang akan dilewati calon pembeli.

Apabila pembeli tidak melewati proses di atas, kemungkinan besar pembeli akan memilih produk dari bisnis lain yang menurut mereka lebih meyakinkan.

Contoh Penerapan Sales Funnel dalam Bisnis

Kamu tentu sudah bertanya-tanya, bagaimana bentuk sales funnel ini diterapkan dalam bisnis. Berikut contohnya:

1. Meningkatkan Awareness

Seperti dijelaskan di atas, tahapan ini berfokus pada membangun awareness pasar mengenai produk. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam tahap ini, seperti dengan mengiklankan produk di tempat-tempat yang bisa menjangkau sebanyak mungkin audiens.

Ada beberapa kanal yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Bila bisnismu cukup besar, tahapan ini adalah saat kamu memasang iklan di televisi, papan iklan, atau kolom iklan di koran atau majalah. Akan tetapi, bila kamu sedang merintis bisnis, tentu media-media tersebut perlu dihindari. Ada baiknya kamu memanfaatkan kanal milikmu sendiri seperti:

Website/blog

Dalam hal ini kamu bisa secara aktif mengiklankan websitemu di Instagram Ads atau Facebook Ads atau advertising lain yang cukup menjanjikan. Selain itu, ada baiknya kamu juga aktif memproduksi artikel di blog milikmu untuk bisa menjangkau pembaca secara organik. 

Endorsement

Banyak brand yang menggunakan cara ini dan cukup sukses dalam hal meningkatkan perhatian publik. Akan tetapi, ada baiknya kamu tidak asal memilih partner yang akan diajak bekerja sama.

Kamu juga harus menimbang beberapa aspek seperti demografi followers, isi konten, serta performanya dalam endorsement produk serupa. Ingat bahwa kamu harus berkonsentrasi terhadap target pasarmu agar kerja sama lebih efektif.

2. Meyakinkan Pembeli Butuh Produkmu

Pada tahap ini calon pembeli akan menimbang-nimbang apakah mereka butuh produkmu atau tidak. Dalam tahap ini review dan endorsement kembali memainkan peran penting.

Tahukah kamu kalau Youtube menempati posisi kedua sebagai mesin pencarian paling banyak digunakan setelah Google. Ini artinya banyak orang akan berusaha mencari video review produkmu di Youtube, kalau begini ada baiknya kamu bekerja sama dengan beberapa youtuber atau bahkan mengadakan kompetisi review produk.

BACA JUGA :  Down Payment (DP): Pengertian, Cara Kerja, Keuntungan, dll

Selain itu, endorsement juga memainkan peran penting, tetapi ada baiknya mengubah konten endorsement-mu dari yang bertujuan untuk membangun awareness, menjadi membangun kepercayaan bahwa calon pembeli membutuhkan produk tersebut.

Ada baiknya menggunakan kata-kata yang membuat calon pembeli merasa terhubung dengan produkmu dalam kehidupan sehari-hari. 

“Pernah terpikir enggak sih berapa bahan kimia yang kita pakai saat mengaplikasikan skin care? Skin care yang natural dari XXX membantu merawat kulit tanpa bahan kimia berbahaya untuk kulit kamu”

Pengguna skin care tentu akan bisa membayangkan kulit mereka dan kebutuhan skin care mereka. Mereka akan mulai mempertimbangkan penggunaan produk baru

3. Meyakinkan Pembeli Melakukan Transaksi

Tahap pembelian ini ada baiknya dibuat sesederhana mungkin, yang artinya pembeli bisa checkout atau melakukan pembayaran dalam hitungan detik. Jika ingin menambahkan bonus atau kupon diskon untuk pembelian selanjutnya, bisa dimulai pada tahapan ini.

Kamu juga bisa menekankan urgensi untuk membeli seperti berkata bahwa stok produk terbatas, diskon yang berlaku saat ini terbatas, dan sejenisnya.

4. Memastikan Produk Sampai ke Pelanggan dengan Baik

Ada baiknya kamu meminta review atau menanyakan pendapat konsumen setelah mereka mencoba produkmu. Cara lain yaitu dengan mengingatkan mereka tentang kupon belanja yang mereka miliki.

Hal ini bertujuan untuk membuat mereka tertarik kembali dengan brand-mu. Jika ada masalah dengan produk yang mereka beli, pastikan kamu memberikan solusi yang tepat agar kepercayaan mereka tetap terjaga.

5. Mempertahankan Kepercayaan Pelanggan

Cara yang diterapkan pada tahap ini pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan pada tahap loyalty. Intinya semakin seseorang percaya terhadap brand-mu, tentu akan semakin ingin terus menggunakannya. Jika sudah menjadi pembeli loyal, tentu tidak akan ragu untuk menawarkan produk kamu pada pelanggan lain.

Salah satu cara penerapannya juga bisa dengan memberikan kupon referral pada pelanggan setia kamu untuk diberikan pada setiap kenalannya.

Sekarang kamu telah mengetahui apa itu sales funnel dan contoh penerapannya dalam bisnis. Kini saatnya kamu terapkan metode ini untuk bisnismu!

Jangan lupa untuk mulai membangun toko online yang bisa mendukung sales funnel bisnis kamu. Fungsi website untuk bisnis dapat meningkatkan awareness hingga memudahkan pelanggan untuk melakukan transaksi.

Tak harus mahal, kamu bisa buat website toko online gratis di Praktisidigital. Tunggu apa lagi? Daftar sekarang dan langsung upload 3 produk kamu agar siap berjualan!