Seluk Beluk Influencer Marketing | Praktisidigital


Banyak brand kini berlomba-lomba menggunakan strategi pemasaran yang sedang naik daun, yaitu influencer marketing. Sebenarnya apa itu influencer marketing? Mengapa pemilik toko online harus mencobanya?

Influencer marketing merupakan bagian dari digital marketing, yaitu cara promosi atau memperkenalkan produk dan layanan dengan memanfaatkan influencer di media sosial. Influencer di sini adalah orang yang memiliki pengaruh di media digital mereka. Biasanya kita suka menyebutnya dengan selebgram karena mereka eksis di Instagram, atau Youtuber jika seorang influencer aktif di Youtube. Kamu juga bisa menyebut influencer ini sebagai content creator, karena pada dasarnya yang mereka lakukan adalah membuat konten untuk dinikmati followers-nya.

Pada tren digital masa kini, dalam memilih dan menentukan pembelian suatu produk, masyarakat cenderung lebih percaya dengan produk yang direkomendasikan oleh tokoh yang mereka idolakan. Kalau dulu dalam traditional marketing, kita mengenal istilah word of mouth atau strategi pemasaran secara langsung dari rekomendasi konsumen, kini word of mouth dapat dikemas menjadi endorsement influencer dan testimonial. Maka dari itu, pelaku bisnis online harus tetap bergerak mengikuti tren konsumen yang cenderung mengandalkan segala sesuatu yang serba digital.

Dalam seminar digital marketing yang diadakan Praktisidigital, pernah dibahas mengenai kategori influencer. Influencer dikategorikan menjadi tiga jenis berdasarkan jumlah followers mereka (biasanya di Instagram). Mengetahui berbagai jenis influencer bisa membantu dalam menentukan jenis mana yang paling cocok untuk strategi pemasaran bisnis.

Untuk meningkatkan brand awareness, mega influencer adalah pilihan tepat

Jika kamu ingin produk dan brand bisnis kamu dikenal oleh banyak orang, kamu bisa memanfaatkan mega influencer untuk mempromosikan produkmu. Biasanya mereka adalah selebritis atau artis di dunia televisi yang mulai merambah media sosial. Karena mereka pada dasarnya sudah terkenal dan memiliki fans, maka lebih mudah bagi mereka untuk mendapatkan followers. Kategori mega influencer atau bisa kita sebut celebrities, memiliki lebih dari 1.000.000 followers. Namun, dengan banyaknya jumlah followers, tentu saja rate card mega influencer menjadi lebih mahal dibanding dua kategori influencer yang akan kita bahas lebih lanjut.

BACA JUGA :  Apa Itu Paid Promote? Cara Kerja, Jenis, Manfaat, Tips, dll

Untuk meningkatkan relevansi pesan, gunakan macro influencer

Macro influencer memiliki lebih dari 100.000 followers. Biasanya mereka memiliki posisi tertentu di suatu komunitas, misalnya beauty influencer. Maka, biasanya followers mereka juga tertarik dengan topik tersebut. Produk kamu pun bisa lebih tersampaikan pesannya kepada followers influencer tersebut.

Untuk meningkatkan konversi, gunakan micro influencer

Tingkat engagement yang dihasilkan micro influencer biasanya lebih tinggi dibanding macro dan mega influencer. Hal ini bisa terjadi karena micro influencer biasanya membuat konten erat kaitannya dengan pengalaman pribadi, sehingga konten yang diterima audiens terkesan jujur dan memiliki kedekatan dengan followers-nya. Rate card mereka pun cenderung lebih terjangkau dibanding kategori influencer sebelumnya.

Nah, itulah jenis-jenis influencer berdasarkan fungsinya dalam strategi pemasaran online. Kalau ingin tahu perbandingannya, silakan simak tabel berikut:

Micro – Influencer Macro – Influencer Mega – Influencer (Celebrities)
> 1.000 Followers > 100.000 Followers > 1.000.000 Followers
Hubungan erat dengan audiens. Audiens dan jangkauan lebih luas. Memiliki audiens yang luas.
Mencakup segmen spesifik. Memiliki posisi di komunitas tertentu, misal beauty influencer. Dapat menjangkau banyak orang.
Interaksi (Engagement) dan tingkat konversi lebih tinggi. Berpengalaman bekerja dengan brand. Sangat profesional.
Harga lebih murah. Menumbuhkan kesadaran merek dan potensi pemasaran produk.

Ketika kamu sudah mulai menjalankan strategi pemasaran menggunakan influencer, namun pengalaman berbelanja produk oleh customer kamu kurang menyenangkan. Contohnya, lama membalas chat pesanan, bisa membuat mereka kabur dan tidak jadi membeli produk. Maka dari itu, Praktisidigital hadir sebagai solusi digital penyedia website untuk toko online. Konversi penjualan kamu pun bisa meningkat karena tidak ada lagi alasan lama membalas chat customer, semua sudah Praktisidigital tanganin. Tertarik mencoba?

BACA JUGA :  8 Strategi Berjualan di Instagram untuk Pemula