Brand Equity: Fungsi, Contoh, Elemen, Cara Membentuk


Ekuitas merek atau brand equity adalah nilai merek yang sangat kuat pada persepsi konsumen yang memengaruhi keputusan pembelian, kepercayaan, dan tentunya penjualan bagi bisnis. Mari pahami apa itu brand equity lebih lengkap pada pembahasan ini! 

Apa Itu Brand Equity?

Brand equity adalah pengaruh nama yang kuat dari sebuah merek di benak konsumen, serta nilai premium dari brand tersebut yang mudah dikenali dibandingkan dengan kompetitornya. 

Perusahaan akan merancang segala bentuk marketing campaign dan promosi agar brand tersebut mudah diingat, mudah dikenali, memiliki brand image positif, dan terbukti unggul dalam kualitas. 

Ya, ini terdengar sama dengan kampanye brand awareness namun ekuitas merek memiliki nilai yang lebih tinggi. Ketika sebuah perusahaan memiliki ekuitas merek yang kuat dan positif, maka konsumen akan rela membayar produknya dengan mahal walaupun ada kompetitor dengan produk serupa dengan harga yang lebih murah. 

Contoh ekuitas merek yang kuat dan positif adalah brand Apple, sehingga konsumen rela menunggu produk itu rilis, mengantre, dan membayar mahal untuk setiap produk yang dikeluarkan. Pasalnya, ada value yang tinggi, eksklusivitas, persepsi positif, dan kualitas dari produk itu yang tidak akan konsumen dapatkan bila menggunakan produk kompetitor.

BACA JUGA :  Apa Itu Point of Sale (POS) dan 8 Manfaat untuk Bisnis

Bagi strategi bisnis, ekuitas merek sangat penting karena memungkinkan perusahaan untuk mengatur harga sendiri, menghasilkan keuntungan yang besar, meningkatkan arus kas, memperluas target pasar, menekan biaya promosi, menjaga loyalitas konsumen, dan selalu menjadi yang terdepan di antara industrinya.

Elemen Dasar Brand Equity

Ekuitas merek memiliki lima komponen dasar, yaitu:

1. Brand Awareness

Brand awareness adalah strategi untuk membuat konsumen familiar dan mengenali suatu brand dengan mudah. 

Baik dari logo, merek, warna, iklan, dan ciri khas lain yang sangat identik dengan brand tersebut—juga menciptakan persepsi positif dari konsumen terhadap brand

2. Brand Association

Brand association adalah asosiasi positif yang terikat di benak konsumen terhadap sebuah produk. Ini berhubungan dengan sisi emosional konsumen dengan produk itu. 

Misalnya, saat diminta membeli mie instan maka secara otomatis kamu berpikir tentang Indomie, bahkan merek Indomie sering menggantikan kata mie instan tersebut. Itulah yang disebut dengan asosiasi merek yang positif dan kuat. 

3. Perceived Quality

Perceived quality adalah kualitas produk/jasa berdasarkan persepsi konsumen, atau pendapat subjektif dari konsumen yang bisa saja positif atau negatif. 

Ukuran kualitas itu mungkin tidak terkait dengan produk yang sebenarnya, tapi bisa berasal dari brand image, pengalaman pelanggan, pengalaman belanja, atau faktor lainnya. 

4. Brand Loyalty

Brand loyalty adalah persepsi positif di benak konsumen pada produk/brand tertentu. Ini menciptakan loyalitas sehingga konsumen akan terus membeli dan menggunakan produk itu. 

5. Proprietary Brand Assets

Proprietary brand assets berhubungan dengan paten, hak merek, dan berbagai aset yang akan menunjang inovasi dan perkembangan bisnis. 

Fungsi dan Manfaat Brand Equity

Berikut ini keuntungan dari ekuitas merek yang kuat dan positif bagi bisnis:

1. Meningkatkan Reputasi 

Tentu saja brand memiliki reputasi yang baik dan terikat dengan asosiasi positif dari konsumen. Misalnya, brand iPhone memiliki reputasi sebagai smartphone canggih dan mewah. 

BACA JUGA :  Apa Itu Cashback? Fungsi, Jenis, Keunggulan, Kekurangan

2. Mengurangi Biaya Promosi 

Brand dengan reputasi yang baik juga akan selalu dicari dan ditunggu-tunggu konsumen, bahkan saat tidak dipromosikan. Akhirnya, perusahaan bisa menghemat biaya promosi. 

3. Meningkatkan Loyalitas Konsumen

Ekuitas merek dibangun dari loyalitas konsumen, dan sebaliknya ekuitas merek juga membangun kesetiaan konsumen.

Konsumen hanya akan membeli produk dari brand yang dia percaya dan sudah terbukti memiliki kualitas sesuai ekspektasinya. 

4. Nilai Pesanan Per Konsumen 

Jika brand kamu memiliki ekuitas merek yang positif, orang cenderung rela menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli produk tersebut. 

Ini menghasilkan margin keuntungan yang lebih tinggi. Terlebih lagi, konsumen rela membayar untuk nama brand (produk branded) melebihi dari fungsi produk tersebut. 

5. Keuntungan Lain bagi Bisnis 

  • Lebih unggul dari kompetitor. 
  • Tidak masalah untuk menjual produk dengan harga premium atau melebih standar harga pasar. 
  • Memudahkan perusahaan dalam melakukan kerja sama bisnis lainnya. 
  • Tidak goyah pada persaingan atau perubahan pasar. 
  • Membangun relasi yang baik dengan konsumen.

Contoh Brand Equity

Inilah beberapa brand yang dianggap memiliki ekuitas merek yang kuat sejauh ini: 

1. Starbucks

Starbucks adalah perusahaan retail dalam sektor kopi terbesar di seluruh dunia. Sejauh ini memiliki 31.000 toko dan masuk ke dalam perusahaan keenam paling dikagumi di dunia oleh majalah Fortune pada tahun 2020.

2. Coca-Cola

Merek minuman soda paling populer di dunia. Coca Cola juga terkenal sangat ikonik karena kampanye pemasarannya yang unik. Memiliki margin keuntungan 26,7% per Juni 2020. 

3. Google 

Google menguasai 90% sektor pasar mesin pencari di dunia. Sekitar lebih dari empat miliar orang di seluruh dunia menggunakan Google, bahkan tidak mengenal brand mesin pencari lainnya. 

Contoh merek lain dengan brand equity yang tinggi adalah Indomie, Softek, Teh Botol Sosro, Hansaplast, dan Aqua. Bayangkan merek-merek itu begitu mudah dikenali dan sebagian besar konsumen juga tidak beralih menggunakan produk lain walaupun banyak brand kompetitor yang muncul dengan penawaran menarik lainnya. 

BACA JUGA :  Cross Selling: Cek Contoh, Fungsi, dan Cara Efektif

Cara Meningkatkan Brand Equity

Perusahaan akan mendapat banyak keuntungan dari ekuitas merek, namun dibutuhkan usaha yang keras dan konsisten untuk membangun dan mempertahankan level ekuitas merek yang bekerja positif. 

Berikut ini beberapa tips meningkatkan ekuitas merek: 

1. Merencanakan Visi dan Misi yang Tepat

Memahami apa visi dan misi untuk kemudian menerapkan strategi yang tepat. Kamu harus merancang brand identity, analisis perusahaan dan pasar, menjalani tujuan bisnis utama, menentukan personaliti yang ingin dikomunikasikan, dan kampanye branding tersebut. 

2. Membangun Brand Awareness yang Kuat 

Tim marketing dan semua pihak yang berhubungan harus membangun brand awareness yang lebih kuat. 

Beberapa aspek yang penting termasuk menciptakan logo ikonik dan filosofis, memilih skema warna, simbol, tagline, lagu, copywriting yang menarik, desain produk, dan berbagai konten iklan lainnya. 

3. Meningkatkan Kualitas dan Layanan 

Tetap harus menjaga dan memperbaiki kualitas produk dan layanan yang ditawarkan. Katakanlah iklan produk sangat menarik dan mengundang calon konsumen potensial, namun itu tidak berguna bila produk/jasa memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan ekspektasi konsumen. 

4. Membangun Customer Experience 

Pahami apa yang konsumen butuhkan dan inginkan, kemudian sesuaikan dengan standar produk dan layanan yang kamu sediakan. 

Perusahaan harus bekerja keras untuk memastikan kepuasan pelanggan dan memiliki pengalaman belanja yang menyenangkan sehingga konsumen akan balik lagi. 

5. Mencoba Berbagai Kampanye Marketing 

Analisis dan coba berbagai tren dan jenis kampanye marketing. Lihat mana yang paling berdampak baik pada persepsi konsumen, penjualan, dan nilai branding

6. Buat Toko Online Pribadi 

Salah satu cara memperkenalkan brand adalah dengan membuat toko online pribadi. Kamu dapat mendesainnya sesuai dengan brand identity serta memudahkan konsumen untuk mengakses dan memahami produk yang disediakan. 

Mau punya toko online profesional? Kamu bisa buat melalui Praktisidigital. Kamu bisa buat toko online hanya dengan daftar Praktisidigital, isi data pribadi, upload produk, dan kamu siap jualan!