8 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Memulai Bisnis


Sebagaimana yang kita ketahui, memulai bisnis dan menjalaninya tidak semudah mengedipkan mata. Ada banyak yang harus kita pertimbangkan, pelajari, dan prediksi untuk ke depannya. Strategi demi strategi harus kita persiapkan sejak awal sebagai landasan utama kita menjalani bisnis. Persiapan yang matang akan membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, tidak sedikit cerita pebisnis baru memiliki proses yang panjang dalam mempersiapkan usahanya.

Ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dipersiapkan dalam memulai bisnis.

Tentukan produk yang akan dijual

Peraturan pertama dan paling mendasar dalam memulai bisnis tentu kita sudah tahu akan berdagang apa. Dalam hal ini, yang perlu kita lakukan adalah riset. Baik riset lapangan, atau secara literatur (lewat buku atau artikel-artikel online). Pemahaman ini perlu kita kuasai sejak awal agar mencegah terjadinya kasus gulung tikar di awal-awal merintis usaha. Sebab, banyak kasus bangkrutnya usaha hanya karena ikut-ikutan bisnis tanpa paham sepenuhnya.

Jenis badan usaha

Jenis badan usaha ada bermacam-macam. Di sini, kita perlu menentukan jenis apa yang paling terjangkau untuk kita jalani. Ada empat pilihan badan usaha yang perlu kita pahami;

  • Perusahaan perseorangan: jenis usaha yang menjadikan kita pemilik tunggal bisnis itu. Misalnya, kita berdagang makanan. Kita yang memikirkan segala halnya dari awal hingga akhir. Sehingga, kita berhak atas semua laba setelah dipotong pajak. Risikonya, kita juga yang akan menanggung sendiri apabila mengalami kerugian.
  • Firma: Usaha ini adalah usaha yang didirikan oleh beberapa orang. Anggota firma yang terlibat wajib bertanggung jawab untuk melunasi hutang usahanya.
  • Persekutuan Komanditer/CV: Usaha ini adalah usaha yang fleksibel dalam bermitra. Ada dua jenis mitra dalam usaha ini. Yang pertama adalah aktif, di mana mereka aktif dalam mengelola usaha. Yang kedua pasif, yang artinya mereka hanya menyetor modal usaha.
  • Perseroan Terbatas: Jenis usaha ini membutuhkan proses yang panjang dalam pendirian. Sebab, modal perusahaan ini berasal dari saham-saham, di mana para pemiliknya memiliki bagian sebesar saham yang diberikan. 
BACA JUGA :  Cara Cek Merek Dagang yang Sudah Terdaftar, Lengkap!

Nama perusahaan atau jenis usaha

Sebelum produk diluncurkan, tentunya kita harus memiliki nama perusahaan atau jenis usaha yang sedang kita kelola. Pastikan nama usaha yang akan diberikan belum pernah dikeluarkan sebelumnya dan sudah memerhatikan ketersediaan domain website. Di sini, kita bisa mengecek lebih awal di pdki-indonesia.dgip.go.id untuk mencari tahu ketersediaan hak paten nama perusahaan dan cekdomain.net untuk memeriksa ketersediaan nama domain untuk website apabila kita berjualan online.

Sumber pendanaan atau modal

Baik dalam memulai bisnis kecil seperti bisnis rumahan, ataupun yang skalanya besar, pencarian modal harus dipikirkan bulat-bulat. Dalam hal ini, bisa merogoh kocek sendiri, bisa lewat keluarga atau saudara, bisa juga menggunakan jasa simpan pinjam. Namun pastikan menggunakan dengan bijak, ya, jika modal ini bukan berasal dari kantong sendiri. Supaya hubungan kita dengan orang lain tetap baik.

Jika kita hendak meminjam modal pada lembaga simpan pinjam atau institusi finansial, jangan lupa pelajari kebijakannya agar clear sejak awal.

Persiapan Sumber Daya Manusia

Tidak semua bisnis bisa dikelola sendiri. Sering kali kita membutuhkan tenaga orang lain untuk menjalaninya. Bagi yang membutuhkan tenaga SDM, pastikan kita menyeleksinya agar satu visi dan misi, ya! Baik tenaga SDM itu berasal dari keluarga sendiri, atau orang lain yang kita rekrut. Sebab, kualitas pengelola usaha amat jadi penentu maju atau tidaknya sebuah bisnis.  Banyak kasus bisnis yang terpaksa bangkrut akibat ketidakkompakkan sumber daya manusia yang menjalaninya. 

Pelajari kompetitor terbesar

Dalam dunia bisnis, tentu ada kompetitor yang menyertai langkah kita. Kadang, nasib usaha kompetitor berada di atas kita, namun kadang juga bisa ada di bawah. Misalnya, kita merintis bisnis fashion wanita dengan pasar menengah ke atas. Produk-produk yang kita jual adalah pakaian semiformal hingga formal. Di Indonesia, ini bukanlah barang baru. Ada banyak persaingan bisnis fashion yang dapat kita pelajari sepak terjangnya. Baik yang berhasil maupun yang gagal. Bisnis yang sukses bisa kita jadikan patokan serta motivasi. Sebaliknya, bisnis yang gagal bisa kita evaluasi agar dapat mencegahnya.

BACA JUGA :  Inovasi Kreatif Bisnis di Kala Pandemi

Ada banyak cara mencari data seputar kompetitor kita. Mulai dari memasang telinga dari kabar yang muncul lewat lisan-lisan di sekitar, mencari tahu lewat mesin pencarian internet, atau menghadiri konferensi dan seminar-seminar kewirausahaan.

Target pasar

Bisnis yang baik adalah bisnis yang mengetahui target konsumennya. Dengan begitu, akan lebih mudah mengatur strategi berpromosi dan menjabarkan produk yang akan kita tawarkan. Misalnya, bisnis kita masuk ke dalam kategori Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan target penjualan ibu rumah tangga. Maka strategi penjualan bisa dilakukan lewat kumpul arisan atau pengajian ibu-ibu. Jika kita melakukan bisnis online yang menargetkan anak muda sebagai pembeli, maka kita harus pintar-pintar membuat promosi yang menarik agar dilirik kaum muda. Semakin kreatif dan unik, maka akan semakin diminati oleh mereka. 

Ini juga berlaku apabila kita hendak memasang iklan. Pengetahuan kita tentang target pasar harus selaras dengan konten iklan yang akan dipasang.

Kondisi emosional

Aspek penting ini sering kali terlupakan oleh para pebisnis, padahal menjalani bisnis sering kali tidak semulus yang diharapkan. Ada kalanya bisnis terasa hanya bergerak di tempat, tidak mencapai target, serta mengalami kemunduran dan kerugian. Sehingga sebagai entrepreneur, yang kita butuhkan adalah motivasi agar tidak menyerah di tengah jalan.

Jika kita sampai pada titik ini, yang kita perlukan adalah menarik napas sebentar; melakukan relaksasi dan rekreasi. Dengan begitu, pikiran dan langkah kita akan terasa jernih untuk mengambil keputusan.

Berwirausaha merupakan tantangan yang cukup menguras energi, waktu, dan juga emosi. Delapan tahapan di atas bisa dipertimbangkan matang-matang agar dapat mencegah banyaknya risiko ke depannya.