Tahun 2020 akan selalu dicatat sejarah sebagai tahun yang kelam bagi dunia bisnis. Meski begitu, sejarah juga mencatat kalau setiap keterpurukan pasti akan diikuti dengan kebangkitan. Tahun baru bisa jadi momen kebangkitan yang ditunggu-tunggu karena ditandai dengan kembalinya banyak marketer atau pelaku bisnis yang sebelumnya menahan diri untuk tidak memasarkan produk atau layanan mereka secara masif akibat pandemi. Meski begitu, kondisi pasar saat ini tidak bisa disamakan dengan kondisi sebelum pandemi. Agar pemasaran produkmu di tahun 2021 ini sukses, kamu harus memahami apa aja yang sedang jadi kebutuhan konsumen.
Marketer asal AS Kent Lewis yang juga merupakan founder dari agensi marketing Anvil pernah membahas hal ini melalui tulisannya yang dimuat di Smartbrief.com. Menurut Kent, ada empat hal yang harus selalu diingat oleh mereka yang mau memasarkan produknya di tahun 2021 ini, antara lain:
1. Kebiasaan Konsumen akan Berubah Seusai Pandemi
Dampak pandemi Covid-19 bukan hanya nyata tapi juga diperkirakan bakal bertahan lama. Begitu pula dengan berbagai perubahan kebiasaan konsumen yang muncul setelahnya. Dalam jangka pendek dan panjang, marketer akan melakukan berbagai perubahan untuk beradaptasi pada kebiasaan konsumen ini mulai dari perubahan pesan untuk konsumen hingga perubahan dalam hal produk dan layanan yang ditawarkan.
Sementara itu, brand besar akan melakukan riset pasar untuk mendapatkan jawaban yang lebih spesifik mengenai perubahan kebiasaan konsumen seusai pandemi. Meski begitu, bukan berarti brand-mu harus ikut-ikutan melakukan riset pasar besar-besaran seperti mereka. Kamu bisa dengan mudah mendapatkan data-data seputar kebiasaan konsumen melalui riset pasar yang biasa dirilis lembaga riset terkemuka seperti McKinsey atau Ipsos.
2. Semua Bisnis akan Dipaksa Melakukan Transformasi Digital
Udah bukan rahasia lagi kalau belanja online lebih diminati konsumen di kala pandemi. Makanya banyak brand, besar atau kecil, rela menghabiskan banyak uang untuk bermigrasi ke platform digital. Fitur-fitur dasar seperti ecommerce, chatbot, e-mail, aplikasi, hingga fitur yang lebih rumit seperti kecerdasan buatan, analytics, serta teknologi AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) dinilai efektif untuk menjaring lebih banyak pelanggan. Brand yang paling sanggup mengoptimalkan fitur-fitur ini akan sukses di dunia bisnis seusai pandemi.
Omnichannel marketing atau pemasaran antar channel juga akan berpengaruh besar terhadap kesuksesan suatu brand dalam meningkatkan penjualan. Hal ini wajar karena channel penjualan dan preferensi konsumen akan selalu berubah-ubah. Mereka membutuhkan beragam channel yang terintegrasi satu sama lain agar lebih fleksibel dengan apa yang sedang menjadi favorit mereka. Berikut beberapa fakta menarik lain seputar penggunaan omnichannel:
- Brand dengan tiga atau lebih channel mengalami peningkatan penjualan sebesar 287 persen.
- Brand yang memasarkan produk melalui SMS mendapatkan nilai konversi 48 persen lebih tinggi.
- Frekuensi berbelanja melalui omnichannel 250 persen lebih banyak dibandingkan channel tunggal.
- Nilai order melalui omnichannel 13 persen lebih banyak dibandingkan channel tunggal.
Buat kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang omnichannel marketing, berikut beberapa best practice atau praktik terbaik yang bisa kamu coba:
- Posisikan dirimu sebagai konsumen. Coba akses semua channel penjualan yang kamu punya satu per satu dan pelajari apa aja yang mungkin jadi penghalang bagi mereka yang mengunjungi channelmu.
- Selalu catat data-data pengunjung yang berbelanja di tokomu untuk nanti kamu analisis.
- Gunakan data yang kamu dapat untuk menciptakan persona yang mampu mewakili konsumenmu dan buatlah pesan yang sesuai untuk disebarkan ke semua channel penjualan.
- Buat konten yang menarik perhatian mereka dan catat performa tiap konten yang kamu buat.
- Amati, dengarkan, dan bertindaklah sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumenmu.
- Jangan hanya fokus jualan, tingkatkan juga pelayanan customer care, packaging, dan layanan-layanan lainnya.
Baca Juga: Perhatikan 4 Hal Ini Agar Bisnismu Bisa Go Digital
3. Brand Dituntut untuk Punya Rasa Tanggung Jawab
Gerakan BLM (Black Lives Matter) yang terjadi di Amerika dan gerakan-gerakan serupa yang terjadi di berbagai belahan dunia sukses mengubah strategi konten yang dijalankan berbagai brand-brand besar. Perubahan pada strategi konten yang dipengaruhi isu-isu sosial ini diprediksi akan terus terjadi. Setidaknya ada tiga tanggung jawab brand yang harus ditunjukkan pada konsumen, yaitu tanggung jawab sosial, lingkungan, dan tanggung jawab etis.
Riset membuktikan kalau brand dengan etika yang baik akan lebih sukses dalam jangka panjang. Bahkan banyak brand justru melakukan pendekatan anti-konsumerisme saat musim liburan untuk menunjukkan dukungan mereka pada kaum yang terdampak pandemi. Tentukan posisi brand yang kamu bangun agar setidaknya gak bertentangan dengan isu-isu sosial atau lingkungan yang jadi perhatian konsumen.
4. Influencer Marketing akan Semakin Populer
Penggunaan influencer untuk memasarkan suatu produk memang bukanlah hal baru. Hal ini karena pendapat influencer dianggap gak bias dan lebih otentik di mata para followernya. Pandemi yang terjadi juga makin memperkuat tren ini karena konsumen harus mencari alternatif pendapat lain dari yang biasanya mereka dapat saat berbelanja di toko fisik.
Frekuensi penggunaan medsos yang meningkat akibat pandemi juga berpengaruh besar pada tren yang satu ini. Sebuah studi terkait menemukan kalau 40 persen konsumen melakukan pembelian terhadap suatu produk usai menonton produk tersebut digunakan oleh influencer di Youtube, Instagram, atau Twitter. Akibatnya, praktik influencer marketing kini makin masif dipakai oleh berbagai brand dalam memasarkan produk mereka. Kepopuleran TikTok yang melesat juga udah banyak dimanfaatkan oleh brand untuk beriklan. Dari sisi influencer, mereka juga lebih merasa nyaman untuk membuat review jujur daripada sekedar berakting di depan kamera. Tahun 2021 ini pun, penggunaan influencer untuk memasarkan produk diprediksi akan terus meningkat.
2021 diprediksi akan jadi tahun yang penuh dengan optimisme dan fokus yang tertuju pada performance antar channel. Brand-brand yang ada akan terus beradaptasi dengan perubahan kebiasaan konsumen sambil terus mengoptimalkan efisiensi channel-channel digital yang udah ada. Jadi jangan sampai ketinggalan, optimalkan juga semua channel penjualanmu dengan toko online yang dibuat dengan Praktisidigital!