Break Even Point (BEP): Manfaat dan Cara Menghitung


Terdapat istilah break even point atau BEP dalam bisnis. Ini merupakan kondisi di mana sebuah bisnis berada pada titik impas. Sebenarnya, apa manfaat dari analisis BEP? Apakah BEP harus selalu diperhitungkan? Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Apa Itu Break Even Point?

Break even point (BEP) adalah titik di mana penjualan suatu bisnis dan pengeluarannya ada pada titik yang sama. Sinonim dari break even point adalah titik impas. Pada kondisi ini, penjualan sebuah bisnis sudah mampu untuk menutupi pengeluarannya dan arus keuangannya dalam kondisi seimbang.

Dengan kata lain, pada kondisi ini bisnis berada pada posisi impas, tidak ada keuntungan dan juga tidak ada kerugian. BEP dapat dianalisis untuk menentukan berapa produk yang harus dijual untuk menutupi pengeluaran sehingga keuntungan maksimal juga dapat diestimasikan.

Banyak orang yang mengira bahwa BEP ini sama dengan balik modal. Padahal, keduanya berbeda. Balik modal dalam istilah ekonomi disebut dengan ROI atau return of investment. Balik modal mengacu pada keuntungan dari bisnis sudah dapat menggantikan semua modal yang dikeluarkan.

Unsur-Unsur dalam Analisis Break Even Point

Terdapat beberapa unsur yang memengaruhi analisis break even point, berikut adalah beberapa di antaranya:

BACA JUGA :  Soft Selling: Pengertian, Kelebihan, Contoh, dan Strategi

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang selalu dikeluarkan baik suatu bisnis melakukan produksi maupun tidak. Jadi pengeluaran ini sifatnya tidak berubah-ubah dan terus dikelurkan meskipun produksi menurun.

Contoh biaya tetap adalah seperti biaya sewa tempat, biaya gaji karyawan tetap, biaya penyusutan, dan biaya lainnya. Sering kali biaya ini kurang diperhatikan dalam menentukan harga jual, padahal sama pentingnya dengan biaya produksi.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Berbeda dengan biaya tetap, variable cost berubah-ubah mengukuti aktivitas produksi perusahaan. Jadi bila produksi menurun maka biaya ini juga akan turun. Apabila produksi naik maka akan naik juga biaya variabel.

Biaya ini hanya akan dikeluarkan apabila ada aktivitas produksi dan jumlahnya bisa menjadi nol ketika tidak ada produksi.

Contoh dari biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya karyawan harian, packing produk, biaya transportasi, dan sebagainya.

3. Harga Jual

Harga jual dan break even point saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Secara sederhana harga jual ditetapkan dari biaya produksi ditambahkan dengan keuntungan yang ingin didapatkan.
Perhitungan harga jual akan sangat menentukan kapan BEP akan dicapai. Sebaliknya juga, analisis BEP dapat menentukan apakah harga jual tertentu sudah ideal untuk barang atau jasa yang diproduksi.

Manfaat Analisis Break Even Point

Berikut adalah beberapa manfaat BEP dalam sebuah bisnis:

1. Menentukan Harga Jual Lebih Mudah

Ada banyak metode yang bisa diterapkan untuk menentukan harga jual. Hal ini dapat disesuaikan dengan preferensi dan model dari bisnis itu sendiri. Mengetahui BEP akan membantu kita dalam menentukan harga jual produk dengan lebih baik dan memastikan bahwa pada harga jual tertentu, bisnis tidak mengalami kerugian.

BACA JUGA :  Apa Itu PIRT? Syarat, Cara Mengurus Izin, dll (Lengkap)

2. Memastikan Biaya Tetap Terpenuhi

Selain adanya biaya variabel atau biaya untuk proses produksi, ada juga biaya tetap yang harus dibayarkan seperti untuk sarana atau pengembangan bisnis lainnya. Sering kali perhitungan ini terlewat. Adanya analisis BEP dapat memastikan bahwa biaya tetap ini akan terpenuhi.

3. Menghindari Adanya Pengeluaran yang Tidak Tercatat

Ketika bisnis skalanya masih kecil, terkadang kita juga meremehkan pengeluaran-pengeluaran kecil. Analisis BEP membantu kamu untuk tetap konsisten dalam mencatat keuangan bisnis agar dapat mengetahui dan menuju titik impas tersebut. 

4. Membantu Menetapkan Target Penjualan

Suatu bisnis harus memiliki tujuan dan target, salah satunya adalah target penjualan dan keuntungan. Analisis break even point membantu kita untuk mengetahui berapa banyak produk yang harus dijual untuk mendapatkan keuntungan.

Ini akan memudahkan kamu dalam menentukan target penjualan dalam periode tertentu. Kamu juga bisa lebih fokus dalam menentukan target pasar yang tepat.

5. Membantu dalam Pengambilan Keputusan

Tentunya dalam menjalani bisnis, kita tidak hanya bisa mengambil keputusan berdasarkan perasaan, tapi harus ada acuan data yang valid untuk membantu mengambil keputusan dengan lebih tepat. 

Hasil analisis BEP dapat menjadi acuan untuk mengambil keputusan yang lebih bijak untuk sebuah bisnis. Kamu juga dapat lebih realistis dan bisa memperhitungkan mana risiko yang sebaiknya diambil dan mana yang tidak. Ini akan membantu mengurangi risiko kegagalan dan kerugian di kemudian hari.

Rumus dan Cara Menghitung Break Even Point

Terdapat dua rumus dalam analisis break even point yang dapat digunakan, yaitu rumus BEP unit dan BEP nominal (rupiah). Berikut adalah penjelasan dan cara menghitungnya:

1. Rumus BEP Unit dan Cara Menghitungnya

Cara perhitungan yang satu ini cocok untuk mengetahui kontribusi produk per unit terhadap pencapaian laba penjualan.

BACA JUGA :  Apa Itu Resi? Fungsi Nomor dan Cara Lacak

Berikut rumusnya:

BEP (unit) = Total Biaya Tetap : (Harga Jual Per Unit Produk – Biaya Variabel Setiap Unit Produk)

Berikut contoh perhitungannya:

Hingga Oktober 2021, PT XYZ menghabiskan biaya tetap sebesar Rp75.000.000 untuk memproduksi 50.000 produk. Biaya variabel per unit adalah Rp30.000 dan harga jual per unit produk Rp50.000. Berapa BEP unitnya?

BEP (Unit) = 75.000.000 : (50.000-30.000)

                   = 75.000.000 : 20.000

                   = 3.750

Berdasarkan perhitungan di atas, BEP unitnya adalah 3.750. Jadi BEP akan tercapai setelah menjual 3.750 produk.

2. Rumus BEP Nominal dan Cara Menghitungnya

Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa rupiah penjualan yang harus diterima untuk mencapai BEP.

BEP (rupiah) = [Total Biaya Tetap : (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)] X Harga Per Unit

Apabila menggunakan data yang sama di atas. Berapa BEP nominalnya:

BEP (rupiah) = [75.000.000 : (50.000-30.000)] X 50.000

                      = [75.000.000 : 20.000] X 50.000

                      = 187.500.000

Berdasarkan perhitungan di atas, artinya BEP akan tercapai ketika hasil penjualan mencapai Rp187.500.000. Jadi apabila hasil penjualan sudah mencapai angka tersebut maka sudah mencapai titik impas.

Analisis BEP memang sangat penting untuk bisnis. Ini bisa jadi salah satu data acuan agar kamu tidak sembarangan dalam mengambil keputusan dalam bisnis, termasuk dalam menentukan harga jual dan mengambil berbagai risiko. Ingat bahwa bisnis tidak hanya ditentukan berdasarkan instring saja, tapi juga dibutuhkan berbagai analisis agar bisnis tersebut dapat berjalan dan berkembang.

Ingin bisbis online kamu semakin ramai dan cuan? Jangan lewatkan untuk berjualan lewat website toko online. Brand kamu akan semakin terpercaya dan transaksi juga jadi lebih mudah. Yuk buat website bisnis kamu sekarang juga lewat Praktisidigital. Nikmati kemudahan memiliki dan mengelola website toko online dengan praktis dan gratis.