Soft selling adalah teknik pemasaran yang dilakukan dengan lembut hingga audiens mungkin tidak menyadari bahwa brand tersebut sedang memperkenalkan produk tapi juga cenderung tertarik untuk membelinya. Pelajari di sini contoh soft selling dan cara menerapkannya demi kemajuan bisnis!
Apa Itu Soft Selling?
Soft selling adalah strategi periklanan atau pemasaran dengan mengadopsi bahasa dan cara yang halus, tidak agresif, dan sangat apik untuk mendorong penjualan. Teknik ini digunakan agar calon konsumen nyaman, tidak merasa dipaksa untuk membeli, serta mengurangi risiko konsumen hit and run.
Tim marketing sebuah brand biasanya akan merancang strategi soft sell di mana bukan teknik pemasaran pasif, melainkan rancangan iklan atau pemasaran di mana audiens akan melihat produk, merasa penasaran, dan bahkan ingin mencoba produk itu tanpa ada tekanan dan paksaan.
Teknik soft sell umumnya mencakup pendekatan komunikasi yang santai, menjaga perhatian pelanggan, perilaku ramah, menyampaikan informasi, ide-ide yang hangat dan bersahabat, konten yang menarik, dan mungkin menggunakan humor di antaranya.
Tujuan soft sell untuk memberi tahu konsumen manfaat, kegunaan, atau rasa dari produk tersebut dengan pendekatan yang sangat lembut dan melibatkan perasaan mereka.
Ini bukan tentang bagaimana caranya menjual produk dengan cepat, tapi untuk memperkenalkan produk, meningkatkan brand awareness, membangun kepercayaan konsumen, dan menjual produk berdasarkan keputusan pembelian dari konsumen tersebut.
Contoh Soft Selling
Berikut ini beberapa contoh soft sell yang mungkin pernah kamu rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Iklan Terselubung
Misalnya ada seorang YouTuber sedang melakukan sesi video podcast. Di mejanya tersedia sebuah produk minuman dingin yang dia terus minum sepanjang video.
Dia tidak menyebutkan merek atau informasi produk itu, namun sedang memperkenalkan brand minuman dingin itu secara terselubung namun pasti.
2. Cart di E-Commerce
Kamu memasukan beberapa item produk di cart belanja di suatu platform e-commerce. Kamu tidak kunjung check out atau membelinya dalam waktu lama.
Lalu, admin dari official store itu pun mengirim pesan ke kamu dengan bertanya apa kamu mengalami kendala saat check out atau membutuhkan saran mereka. Itulah contoh soft selling tanpa menyebutkan nama produk sama sekali.
3. Memberi Sample
Sebuah brand memberi kamu sample produknya secara gratis. Kamu secara otomatis akan bertanya itu produk apa dan di situlah teknik soft sell mulai bekerja.
Brand ingin kamu mencoba produk mereka, menilai sendiri, membuat persepsi, dan itu akan memengaruhi keputusan pembelian kamu.
Kelebihan Strategi Soft Selling
Dibandingkan dengan teknik hard selling (pemasaran persuasif langsung), berikut ini keunggulan strategi soft sell untuk meningkatkan penjualan:
1. Tidak Mengganggu Konsumen
Soft sell menggunakan pendekatan yang sangat lembut. Tidak ada paksaan dan tuntutan konsumen harus membeli suatu produk.
Ini akan membuat konsumen lebih nyaman karena mereka bisa membeli sesuai kebutuhan dan keputusan sendiri. Tidak diiming-imingi, dihampiri, atau dipaksa membeli.
2. Membangun Kepercayaan Jangka Panjang
Soft sell akan menghasilkan interaksi positif, di mana brand juga akan memberikan perhatian dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik.
Pemasaran dan pelayanan yang baik akan membangung kepercayaan konsumen dan memberikan iklan word of mouth untuk konsumen lainnya.
3. Membangun Brand Image Positif
Bayangkan seorang salesperson yang mengikuti kamu saat sedang melihat barang di toko dan dia juga memaksa kamu untuk membeli produk tertentu. Pelayanan tidak ramah seperti itu akan membuat konsumen jadi kesal dan menciptakan brand image yang negatif.
Sebaliknya, soft sell akan menciptakan brand image positif karena konsumen merasa nyaman dan kebutuhannya terpenuhi.
4. Meningkatkan Peluang Konsumen untuk Berlangganan
Teknik soft sell menyebabkan pelanggan mengintegrasikan produk atau layanan dari brand tersebut dan terus berlangganan. Pengalaman belanja yang menyenangkan akan membuat konsumen kembali.
5. Menciptakan Brand Loyalty
Bila sudah berlangganan, maka tercipta brand loyalty. Teknik soft sell dapat menciptakan hubungan emosional antara pelanggan dan produk yang ditawarkan.
Cara Menerapkan Soft Selling
Berikut ini beberapa tips menerapkan soft sell untuk kemajuan bisnis:
1. Konten di Media Sosial
Buat konten di media sosial yang menarik. Itu bisa berupa rekomendasi, komentar, tips, bertanya, memberi saran, atau konten hiburan di mana kamu tidak sedang menjual produk.
Saat audiens tertarik, mereka akan melakukan research sendiri tentang produk apa yang brand kamu keluarkan dan informasi lainnya.
2. Teliti Target Pasar
Teliti siapa konsumen yang potensial, apa yang dibutuhkan, dan apakah produk/layanan dari brand kamu cocok untuknya. Riset pasar ini akan memudahkan memperkenalkan produk dan membantu kamu memberikan rekomendasi terbaik untuk mereka.
3. Rancang Iklan dengan Sentuhan Personal
Buat keterikatan emosional antara produk dan konsumen. Misalnya kamu menjual minuman boba.
Kamu bisa mulai konten dengan, ‘Siapa yang pingin minum boba di hari yang panas seperti ini?’ Ini akan mendorong audiens untuk berkomentar dan memikirkan boba dari brand kamu.
4. Gunakan Bahasa dan Cara yang Lembut
Jangan memaksa atau mengatakan ‘beli ini saja!’ Kalimat yang digunakan sebaiknya lebih santai, singkat, unik, lembut, dan jelas.
Kamu bisa menceritakan pengalaman menggunakan produk, bertanya apa yang bisa dibantu, atau melalui kampanye marketing lainnya.
5. Bangun Hubungan Jangka Panjang dengan Konsumen
Kamu harus merangkul konsumen dan mengenal kebutuhannya dengan baik. Tawarkan value produk dan berikan promosi agar konsumen tetap berlangganan.
Selain menerapkan contoh soft selling, optimalkan bisnis kamu dengan membuat toko online di Praktisidigital. Kamu bisa mengunggah lebih banyak informasi dan katalog produk di toko online dengan profesional. Daftar Praktisidigital sekarang!