White Label: Definisi, Fungsi, Kekurangan, Contoh, dll


Label putih atau white label adalah produk tanpa merek yang diproduksi secara massal, kemudian pihak lain bisa melabelinya dengan merek dan brand mereka sendiri. Kamu dapat menjual kembali produk yang diproduksi oleh orang lain dengan merek kamu sendiri.

Apa Itu White Label?

White label adalah produk yang dijual oleh pengecer (retailers) menggunakan merek mereka sendiri, padahal produk tersebut diproduksi oleh pihak ketiga tanpa merek. 

Produsen produk tersebut memang tidak melabeli produknya, dan pembeli produk itu bisa memberi label merek sendiri sesuai keinginannya untuk dijual kembali.

Contohnya, toko kelontong ‘Matahari Pagi’ membeli 100 kilogram beras dari produsen atau vendor tanpa merek. 

Lalu beras tersebut dikemas dan dijual lagi menjadi eceran per 5 kilogram menggunakan merek beras ‘Matahari Pagi’ juga. Itulah konsep white label. 

Konsep pelabelan ini memang umum terjadi di bisnis toko kelontong, mini market, supermarket, ritel, e-commerce, pemasaran digital, perbankan, dan banyak industri lainnya.

Fungsi White Label dalam Bisnis

Memulai sebuah bisnis dari awal sangat membutuhkan dedikasi, energi, waktu, dan rangkaian strategi. White label adalah solusi di mana pebisnis tidak perlu melakukan seluruh proses bisnis dari awal, namun tetap bisa menjalankan bisnisnya dengan baik dengan bantuan pihak ketiga. 

BACA JUGA :  Apa Itu Bisnis? Tujuan, Karakteristik, Jenis, Contoh, dll

Berikut ini daftar keuntungan dari white label

1. Mengembangkan Bisnis 

Ini artinya satu perusahaan akan fokus pada produksi produk. Perusahaan lainnya fokus pada pemasaran dan penjualan. Keduanya membutuhkan keahlian khusus. 

Pada akhirnya, kedua perusahaan yang bekerja sama itu bisa mendapat keuntungan masing-masing. Menghemat waktu, energi, biaya operasional, sumber daya, dan produk bisa laku. 

2. Memperluas Lini Produk 

Dengan white label, kamu bisa memperluas lini produk dengan lebih mudah, cepat, dan hemat biaya. 

Kamu tidak perlu melalui proses desain produk, riset produk, dan proses produksi lainnya. Kamu hanya membeli produk jadi, kemudian fokus pada distribusi dan pemasaran serta menargetkan pelanggan secara strategis 

3. Memperpanjang Kontrak Bisnis

Pihak ketiga sebagai produsen akan mendapat kontrak besar, di mana penjualan produk mereka terjamin. 

Di sisi lain, pihak ketiga mungkin tidak pandai dalam pemasaran. Sehingga white label ini akan sangat membantu bisnis mereka. 

4. Kualitas Produk 

Produk white label biasanya menawarkan produk berkualitas tinggi. Mereka memang fokus pada kualitas hasil produksi. 

5. Fokus pada Kemampuan

Setiap perusahaan yang bekerja sama bisa fokus menjalankan tugasnya. Saling berhubungan namun tidak bertumpuk. 

Akhirnya, produk bisa sesuai dengan permintaan pelanggan dan laku. Menghasilkan keuntungan bagi semua pihak. 

6. Memberikan Penawaran Terbaik 

Toko dapat meningkatkan pendapatan dengan menjual produk label putih dengan harga diskon dibandingkan dengan produksi sendiri atau menjual produk merek komersial lainnya. 

7. Mempermudah Strategi Branding 

Produk label putih atau produk jadi siap pakai. Jadi, ini akan membuat strategi branding lebih mudah terfokus pada target pelanggan. 

8. Mendorong Kepuasan Pelanggan

Kamu bisa punya banyak varian produk, juga dengan harga jual yang kompetitif. Pada akhirnya, ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan. 

BACA JUGA :  Siklus Bisnis: Tahapan, Fase, dan Cara Ukur

Plus, kamu bisa lebih menonjol dari kompetitor karena kamu menyediakan produk yang berkualitas untuk memecahkan masalah pelanggan.

Intinya, produk white label dapat memperlancar proses bisnis. Di mana satu perusahaan fokus untuk produksi, dan yang lainnya fokus memasarkan produk hingga laku. 

Kekurangan White Label

Meskipun banyak keuntungan, ternyata ada juga kekurangan dari produk white label. Termasuk:

1. Minim Inovasi

Produk white label diproduksi secara massal, jadi mungkin akan produk jadi kurang inovatif. Apalagi bila produk sudah dijual cukup lama oleh perusahaan tersebut. 

2. Produk Sama dengan Penjual Lain

Mungkin perusahaan lain juga mengambil produk white label dari tempat yang sama, sehingga tidak ada pembeda di sini. Kecuali hanya nama, merek, dan logonya saja. 

Konsumen membeli merek berbeda, tapi isi produknya sama. 

3. Ada Miskomunikasi

Perusahaan kamu dan pihak ketiga bisa saja punya visi, misi, dan tujuan berbeda. Misalnya, hasil produksi pihak ketiga berbeda dari yang kamu harapkan. 

Karena ini dua perusahaan berbeda, jadi mungkin saja ada konflik dan risiko bisnis di antaranya. 

4. Plagiat

Pastikan kemasan produk tidak sama dengan brand lainnya. Apalagi bila kamu pakai private label

5. Persaingan di Pasar

Meningkatnya nominasi merek label putih mungkin mempersulit perusahaan baru untuk memasuki pasar di industri tersebut. Akhirnya, ini akan mengurangi persaingan pasar secara keseluruhan.

6. Monopsoni

Bila satu merek sangat kuat, akhirnya merek lain di industri itu tidak akan bertahan. Akhirnya, hanya ada satu penjual dan satu kalangan pelanggan. 

7. Ancaman pada Brand Image 

Bila ada masalah atau pengurangan kualitas pada produk yang diproduksi pihak ketiga, maka itu akan berpengaruh buruk pada brand image perusahaan yang menjelaskannya kembali dengan merek mereka. 

BACA JUGA :  Sales Funnel: Cara Kerja dan Pentingnya dalam Bisnis

Karena konsumen hanya mengetahui produk tersebut berasal dari merek yang bersangkutan, bukan pihak ketiga. 

8. Tantangan pada Marketing 

Tingkatkan penawaran agar menonjol dari kompetitor yang lain. Katakanlah produk itu tidak punya unique selling point, maka dari strategi marketing yang harus super dan penuh brilian. 

Cara Memulai Bisnis White Label

Ikuti beberapa tips ini bila ingin memulai bisnis dengan produk white label:

1. Survey ke Beberapa Supplier

Kamu harus meneliti dan memilih supplier atau vendor terpercaya dan terbaik. Mungkin kamu harus survei ke beberapa supplier dulu. 

2. Menentukan Pilihan 

Pastikan supplier itu sesuai dengan kriteria dan standar bisnis kamu. Mulai dari kualitas produk, harga jualnya, lokasi, dan daftar periksa lainnya. 

3. Riset untuk Pemasaran

Bila sudah yakin akan membeli produk dari vendor itu, selanjutnya adalah fokus pada strategi pemasaran. 

Pikirkan merek, logo, tagline, dan identifikasi branding lainnya. Juga bila ada kampanye promosi dan strategi pemasaran lain untuk mensukseskan penjualan. 

4. Memasarkan Produk 

Cek tips launching produk baru untuk pertama kali di sini. Kamu harus memperlakukan produk ini seperti produk hasil produksi toko kamu sendiri. 

Contoh White Label

Produk white label paling sering ditemukan di toko grosir atau toko serba ada. Yang paling umum adalah produk sembako, bahan makanan, dan makanan ringan yang kemudian dilabeli dengan logo/merek toko tersebut. 

Bila kamu berpikir bagaimana minimarket itu bisa memproduksi produk-produk dengan mereknya sendiri, itu mungkin produk white label

Contoh produk label putih yang potensial untuk dijual online adalah botol air minum stainless steel, produk kosmetik, aksesori ponsel, pakaian olahraga, kaos, dan kebanyakan produk makanan. 

Mengingat kamu harus melakukan strategi ekstra untuk rebranding sebuah produk tanpa label. Dengan pemasaran secara online memungkinkan kamu memperluas jangkauan bisnis dan target pelanggan. 

Tentu sja kamu bisa mengoptimalkan pemasaran produk white label dengan bisnis online. Gimana caranya? Langsung buat toko online melalui Praktisidigital. Mudah dan gratis!