Hit and Run artinya konsumen sudah konfirmasi ingin membeli barang namun tidak jadi. Istilah ini sering digunakan oleh pebisnis baik yang berjualan secara konvensional atau bisnis online. Pelajari apa itu hit & run, penyebab, dan cara mengatasi agar konsumen tidak lari begitu saja dalam pembahasan ini!
Apa Itu Hit and Run?
Hit and Run adalah istilah yang digunakan untuk konsumen yang sudah memilih barang dan konfirmasi untuk membelinya, namun tidak jadi membeli atau gagal menyelesaikan transaksi pembayaran.
Istilah hit & run secara original berarti ‘tabrak lari’ dalam sebuah kecelakaan. Ungkapan ini intinya digunakan untuk seseorang yang lari setelah melakukan sesuatu.
Dalam dunia bisnis, hit & run adalah konsumen yang lari karena satu dan lain alasan. Kondisi ini kadang membuat penjual kesal karena konsumen sudah banyak bertanya dan dilayani dengan baik, namun gagal bayar padahal sudah memberi konfirmasi akan deal.
Contoh Konsumen Hit and Run
Misalnya di toko baju, seorang konsumen sudah memilih beberapa potong pakaian yang sudah ditandai oleh petugas, namun dia tidak jadi membelinya saat harus menyelesaikan pembayaran di meja kasir.
Dalam sistem belanja online, konsumen yang hit & run diklaim lebih banyak lagi. Konsumen telah melakukan check out dengan pembayaran terpisah, petugas pun menyiapkan barang. Namun, konsumen memutuskan untuk cancel pembelian atau tidak menyelesaikan pembayaran dalam batas waktu yang disediakan.
Hit & run juga berarti konsumen yang sudah bertanya, memesan, dan berjanji akan membayar namun malah menghilang begitu saja tanpa konfirmasi.
Ingatkah kamu pernah datang ke sebuah toko dengan niat benar-benar membeli? Namun, seorang salesperson terus mengikuti kamu sambil menawarkan sejumlah barang. Alih-alih meyakinkan kamu untuk beli, kamu malah cenderung akan hit & run.
Apa Penyebab Konsumen Hit and Run?
Banyaknya konsumen yang hit & run menjadi perhatian sendiri bagi penjual, karena berarti tidak close sale dan tidak ada pemasukan. Berikut ini beberapa penyebab konsumen melakukan hit & run baik sengaja atau tidak:
1. Hard-Selling
Hard-selling adalah proses penjualan secara langsung dan gamblang untuk memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dalam beberapa aspek, ada konsumen yang tidak suka dipengaruhi dengan cara hard-selling.
Mungkin juga seorang salesperson terlalu agresif, menggunakan nada bicara tinggi, atau mengganggu konsumen dengan cara hard-selling tersebut. Akibatnya, konsumen yang awalnya sudah setuju untuk membeli malah batal karena merasa tidak nyaman.
2. Terlalu Persuasif dan Memaksa
Teknik pemasaran atau penawaran produk yang terlalu dan memaksa cenderung tidak disukai calon konsumen. Awalnya konsumen mungkin sudah tertarik dan memiliki kemampuan membeli, namun merasa risih karena dipaksa sehingga memutuskan untuk lari tanpa konfirmasi.
3. Menawarkan Terlalu Banyak Produk
Penjual mungkin memberi terlalu banyak pilihan produk dalam kategori yang sama atau produk lain yang sebenarnya tidak konsumen butuhkan, konsumen tersebut bisa lari karena merasa bingung dan risih.
Dalam pikiran salesperson mungkin konsumen ini potensial untuk membeli produk lain karena dia sudah setuju membeli satu produk sebelumnya.
4. Pelayanan yang Buruk
Penyebab konsumen hit and run adalah karena mendapat pelayanan yang buruk dari penjual atau admin yang sedang bertugas. Mungkin konsumen merasa tidak dilayani, informasi terbatas, petugas tidak ramah, toko kurang nyaman, dan sebagainya.
Pengalaman yang buruk saat berbelanja baik di toko fisik dan toko online cenderung akan membuat konsumen lari tanpa menyelesaikan pembayaran, bahkan bila sebenarnya konsumen tertarik pada produk itu.
5. Melihat Penawaran Lebih Menarik di Toko Lain
Ini adalah penyebab konsumen banyak yang hit and run, ketika menemukan produk sejenis lebih murah di toko lain. Umumnya konsumen akan mengecek dan bertanya produk yang sama di beberapa toko berbeda.
Mulai dari mengecek kualitas produk, harga, dan pelayanannya. Konsumen akan membeli hanya dari toko yang cocok dengan preferensi dan keinginannya.
6. Penjual Tidak Follow Up
Ada kasus di mana konsumen lupa setelah pesan barang dan penjual juga tidak follow up. Akhirnya, konsumen bisa pergi begitu saja tanpa menyelesaikan transaksi.
7. Produk Tidak Sesuai yang Diharapkan
Konsumen ingin mendapat produk berkualitas sesuai harganya. Konsumen bisa lari saat produk dari toko kamu ternyata kurang bagus, padahal konsumen sudah setuju dan hampir membeli sebelumnya.
8. Faktor Tak Terduga Lain dari Konsumen
Konsumen hit & run karena banyak faktor lain tidak bisa diprediksi. Contohnya, harganya terlalu mahal, beli di toko lain, berubah pikiran, punya prioritas lain, ingin menunggu diskon, dan sebagainya.
Cara Mengurangi Konsumen Hit and Run
Berikut ini beberapa tips untuk mengurangi konsumen hit & run:
- Jangan terlalu hard-selling. Beri tahu konsumen informasi produk, promosi yang sedang berjalan, dan gunakan bahasa yang ramah dalam menawarkan produk.
- Jangan terlalu memaksa. Konsumen hanya akan membeli produk yang dia butuhkan bila harga dan kualitasnya sesuai. Tidak perlu terlalu dipaksa karena malah akan kabur.
- Berikan pelayanan baik. Tidak memandang konsumen dari penampilan atau status sosial, penjual harus ramah dan melayani calon konsumen dengan baik sesuai standar perusahaan.
- Jangan langsung blacklist. Beberapa penjual online memilih untuk blacklist user yang dianggap merepotkan karena sering hit & run. Sebaiknya jangan langsung di-blacklist mengingat ada banyak sekali faktor dari konsumen yang tidak kamu pahami hingga dia tidak jadi beli.
- Tetap berikan penawaran terbaik. Beri tahu promosi yang sedang berjalan atau keuntungan lainnya agar konsumen tertarik dan menyelesaikan transaksi.
Itulah pembahasan lengkap tentang hit & run. Optimalkan bisnis kamu dengan website toko online dan layani dengan baik agar konsumen tidak hit & run.
Buat website toko online di Praktisidigital mudah dan gratis. Caranya hanya dengan klik daftar, isi info yang dibutuhkan, unggah beberapa katalog, dan kamu bisa mulai bisnis online!