Emotional Marketing: Definisi dan Strategi agar Bisnis Sukses


Emotional marketing adalah upaya pemasaran yang melibatkan emosi audiens sehingga merek atau produk bisa lebih diingat dan meninggalkan kesan personal. Tujuannya untuk membangun hubungan yang lebih dalam antara audiens dan merek tersebut, sehingga meningkatkan penjualan nantinya. 

Apa Itu Emotional Marketing?

Pemasaran emosional atau emotional marketing adalah strategi pemasaran dan periklanan yang persuasif dengan target emosi atau memanfaatkan perasaan audiens. 

Pelaku bisnis memanfaatkan emosi untuk mencapai tujuan bisnis berbeda, baik untuk membujuk mereka membeli produk, meningkatkan brand awareness, retensi konsumen, menjalin keterikatan, berbagi konten, dan meningkatkan loyalitas konsumen. 

Emosi adalah kekuatan yang begitu hebat, dan tentu bisa memengaruhi seseorang untuk bertindak–dalam strategi marketing dapat mendorong keputusan pembelian seseorang. Emosi ini mencakup kebahagiaan, kemarahan, ketakutan, atau kesedihan. 

Sering kali, perusahan akan memberi pesan yang emosional itu dengan membuat konten dengan topik yang sedang dibicarakan, peristiwa terkini, atau situasi relevan yang menarik. 

Brand juga biasanya akan menunjukan kepedulian dalam konten atau iklan mereka sebagai salah satu bentuk dari pendekatan emosional ke target audiens. 

Menurut studi Nielsen 2016, iklan dengan respon emosional yang tinggi dapat meningkatkan penjualan hingga 23% dibandingkan metode iklan lain. 

Alasan Emotional Marketing Cukup Berhasil 

Bukan hanya sekadar pemasaran, namun strategi yang melibatkan perasaan akan terasa lebih berarti dan berpengaruh. 

BACA JUGA :  Plan Do Check Act (PDCA): Fase, Kelebihan, Kekurangan

Konteksnya, manusia memiliki perasaan dan kebanyakan dari kita tidak bisa menolak untuk memproses emosi itu ketika dihadapkan pada suatu kondisi atau situasi. 

Itulah kenapa pemasaran emosional berhasil. Cek lebih banyak berikut ini: 

1. Memberi Impresi yang Bagus

Pemasaran emosional menciptakan kesan pertama yang luar biasa. Ini seperti kamu bertemu dengan seseorang yang sangat menonjol dan memesona. 

Iklan itu dibuat dengan sangat singkat, sehingga beberapa detik pertama sudah harus memberi first impression yang bagus. 

Begitu juga dengan kesan pertama pada suatu produk atau merek yang bisa dibentuk dari emotional marketing. 

2. Menjadi Lebih Berkesan

Emosi dan ingatan itu berkaitan. Bila ada dua iklan, yang satu hanya memunculkan informasi produk, sedangkan satunya lagi membuat sketsa iklan yang membuat kamu tertawa. 

Tentu kamu akan lebih ingat dengan produk yang iklannya bisa membuat kamu tertawa, kan? 

Ketika kamu meninggalkan dampak emosional pada audiens, maka konten, iklan, merek, atau produk kamu bisa lebih melekat di hati dan pikiran mereka.

4. Konten Bisa Dibagikan 

Terlebih lagi dengan penggunaan media sosial, orang-orang akan membagikan sesuatu yang membuat mereka terkesan dan mengeluarkan perasaan. 

  • Emosi bahagia membuat kamu ingin membagikan konten itu. 
  • Emosi sedih membuat kamu merasa empati dan ingin terkoneksi. 
  • Kejutan dan ketakutan membuat kita berpegang teguh pada apa yang nyaman. 

Mereka akan komen, memberi likes, dan membagikannya lagi. Jadi, semakin banyak orang yang akan kenal dengan merek kamu bahkan bila iklan itu dibuat eksplisit. 

5. Menciptakan Reaksi Instan

Bila audiens langsung bereaksi saat melihat iklan kamu, entah itu merasa senang, terharu, bangga, sedih, atau ingin membuat opini.

BACA JUGA :  Proses Bisnis: Jenis, Fungsi, Karakteristik, Tahapan, dll

Itu adalah tanda ada respons emosional yang ke depannya akan membuat dia lebih ingat dengan merek atau produk tersebut.

6. Menginspirasi Tindakan Audiens 

Selain tindakan untuk membagikan konten iklan tadi, tapi pemasaran emosional juga menginspirasi tindakan audiens. 

Misalnya, sebuah perusahan berbagi cerita bahwa sebagian dari pendapatan mereka digunakan untuk membantu menanam pohon di sejumlah daerah. 

Maka, ini akan menggerakan audiens yang juga pecinta lingkungan untuk membeli produk itu dalam rangka mendukung program menanam pohon tersebut.

7. Mendorong Keputusan Pembelian 

Menurut sebuah penelitian, 31% iklan dengan pendekatan emosional berhasil meningkatkan penjualan. 

Respon emosional terhadap iklan/konten dapat memengaruhi minat audiens untuk melakukan pembelian.

8. Membangun Loyalitas 

Studi lain menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki keterikatan emosional dengan suatu merek memiliki nilai seumur hidup 306% lebih tinggi. Mereka juga akan merekomendasikan merek itu sebanyak 71%. 

Konsumen bukan hanya menilai dari fungsi dan kualitas produk, namun ada sesuatu secara emosional yang membuatnya akan setia memakai merek itu atau disebut juga dengan brand loyalty.

Tips Menyiapkan Strategi Emotional Marketing

Berikut adalah 8 strategi yang perlu dipertimbangkan ketika merancang kampanye pemasaran emosional:

1. Pahami Audiens 

Lakukan riset pasar dulu tentang audiens kamu. Apa yang mereka suka, butuhkan, dan pendekatan emosional apa yang akan membuat mereka terkesan. 

2. Menumbuhkan Inspirasi

Konten iklan yang mampu menginspirasi audiens. Misalnya, perusahaan yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam, menceritakan perjuangan, atau membuat kampanye dengan tujuan baik lainnya. 

3. Ciptakan Aspirasi

Konten pemasaran yang menonjolkan bahwa setiap orang bisa mencapai tujuan atau cita-cita tertentu. Namun, bukan konten iklan yang menjual mimpi. 

Emotional marketing biasanya menghubungkan kegunaan produk dengan tujuan individu dalam konteks lebih nyata. Misalnya, merek teh menampilkan nuansa kebahagiaan dan kehangatan keluarga sambil minum teh di pagi hari. 

BACA JUGA :  Strategi Branding yang Efektif: Jenis, Fungsi, dan Contoh

4. Sesuaikan dengan Lokasi 

Cara perusahaan agar mendapat simpati dan respon dari target audiens terdekat atau lokasi yang ditargetkan.

Misalnya, perusahaan memberi sponsor untuk acara olahraga lokal, memberi layanan gratis, atau memasak iklan yang dipersonalisasi dan tersegmentasi di lokasi tertentu. 

5. Manfaatkan Pencapaian

Menjabarkan tonggak sejarah (milestone) atau pencapaian agar audiens merasa terkoneksi dan nostalgia. 

Misalnya, dulu seorang ayah memberi anaknya biskuit. Sekarang anak itu sudah besar dan mereka masih makan biskuit dari merek yang sama. 

Ini akan memberi dampak emosional tentang kasih sayang keluarga, cinta orang tua, pengalaman, dan bagaimana audiens tumbuh bersama dengan merek biskuit itu.

Jadi, itulah pembahasan tentang emotional marketing yang dinilai sebagai pemasaran yang efektif. Selain merencanakan strategi pemasaran yang efektif, kamu juga perlu mengoptimalkan bisnis kamu dengan toko online

Pendekatan digital marketing akan memudahkan kamu menyampaikan kampanye pemasaran. Plus, jangkauan bisnis dan peluang terbuka lebih luas. 

Kamu bisa buat toko online melalui Praktisidigital secara gratis. Sudah tersedia berbagai fasilitas bisnis online yang bisa kamu dapatkan, termasuk akses ke perangkat digital marketing yang komprehensif dan fasilitas belajar bisnis online dari ahlinya.