Belajar Sukses dari Brand Fashion Raksasa Zara


Zara dikenal sebagai sebuah perusahaan ritel fashion yang selama dua dekade belakangan sukses memperkenalkan “fast fashion”, sebuah istilah untuk tren fashion yang berganti dengan cepat, di mana fashion terbaru yang ditampilkan dalam fashion week di beberapa kota mode dunia diproduksi secara massal dalam produk fashion siap pakai. Fast fashion memungkinkan proses desain, pembuatan produk, dan distribusi ke gerai-gerai dapat dirampungkan dalam waktu yang sangat singkat.

Sebanyak 40–60 persen rancangan pakaian Zara sudah disiapkan enam bulan sebelum musim pemasaran tiba. Saat musim benar-benar telah tiba, rancangan baju sudah mencapai 80 persen, artinya kurang lebih sejumlah itulah baju yang telah diproduksi dan siap dipasarkan.

Strategi ini memiliki kelebihan, yaitu perusahaan bisa berfokus terhadap proses produksi dan distribusi, terutama bagi perusahaan yang tidak memiliki pabrik sendiri sehingga pasokan pakaian harus diselesaikan di awal dan tepat waktu. Kelebihan lainnya adalah bisa menakar harga dengan lebih pasti karena tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra bagi produksi pakaian yang buru-buru harus diselesaikan.

Gesit dan Tanggap

Zara selalu mempersiapkan hanya 15–20 persen dari rancangan pakaian-pakaiannya pada enam bulan sebelum musim pemasaran tiba. Di awal musim mereka menyelesaikan 50 persen dari rancangan tersebut. Saat musim yang ditunggu-tunggu telah tiba, mereka baru menerapkan konsep fast fashion, yaitu memproduksi pakaian secara cepat sesuai dengan tren yang sedang diminati oleh pasar.

Namun, imbasnya produk pakaian Zara tidak memiliki ciri khas tertentu lantaran konsep fashion yang dijualnya mengikuti fashion peragaan busana yang sedang tren. Meskipun begitu, Zara menciptakan produknya berdasarkan gaya hidup, bukan kemewahan sehingga produknya sangat mudah dipadu-padankan dengan pakaian lain.

BACA JUGA :  10 Informasi Label Produk Makanan yang Wajib Ditulis

Tren dalam satu musim selalu fleksibel, kerap berubah-ubah. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan melihat situasi ketika menerapkan konsep fast fashion. Ketika ada tren baru, para desainer bergerak cepat untuk membuat rancangannya, diproduksi dengan cermat, lalu didistribusikan ke gerai-gerai Zara di seluruh dunia.

Kemampuan ini membuat Zara istimewa dan selalu memuaskan para konsumennya ingin selalu tampil up to date. Zara mampu menghasilkan produk baru dan membuatnya tiba di gerai-gerainya dalam waktu 15 hari saja. Waktu yang singkat jika dibandingkan dengan perusahaan ritel lain yang rata-rata memerlukan waktu hingga enam bulan.

Dapat diandalkan

Selain kecepatan, Zara memiliki jaringan distribusi yang kuat dan bisa diandalkan. Mereka bisa mengantarkan barang-barang dari pusat markasnya ke seluruh gerai Zara di penjuru Eropa dalam waktu 24 jam saja. Sedangkan untuk gerai di kawasan Amerika Utara atau Asia bisa dicapai kurang dari 40 jam. Intinya, Zara selalu bisa diandalkan untuk urusan tren yang up to date.

Produk terbaru Zara datang ke gerai setiap dua kali dalam seminggu. Ada kurang lebih 10.000 desain baru setiap tahunnya. Jumlah ini bisa berkurang atau bertambah sesuai dengan tren yang sedang diminati konsumen.

Bermodal kecepatan dan disiplin, Zara menjadi salah satu brand pakaian tersukses di dunia. Nilai brand Zara dihargai 10,7 miliar dolar AS per Mei 2018. Hingga kini, terdapat lebih dari 2.200 gerai Zara yang merambah di 96 negara. Pada 2107 Zara menambah 51 gerai baru, termasuk di Australia dan kota-kota besar di Amerika Serikat seperti Los Angeles, New York, San Diego, Houston, dan Las Vegas.

Gerai Zara terbanyak berada di Spanyol, sejumlah 563 gerai, diikuti oleh China (223), Perancis (150), Rusia (144), dan Italia. Amerika Serikat memiliki 87 gerai per Februari 2017.

BACA JUGA :  Jadi #SellerJuragan dan Dapatkan Cashback Poin 100%

Indonesia memiliki sekitar 15 gerai yang tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan Surabaya.

Sosok di balik Zara

Sosok di balik kesuksesan Zara tidak lain adalah sang pendiri, Amancio Ortega dan Rosalia Mera, yang mendirikan Zara pada 1975 silam. Zara kemudian berada di bawah bendera Inditex yang juga membawahi sejumlah merek ternama seperti Massimo Dutti, Pull and Bear, Oysho, Stradivarius, dan Bershka.

Amancio Cortega. Sumber foto: Forbes.

Zara jadi brand yang mendatangkan keuntungan paling besar, kontribusinya mencapai 66 persen dari 20,7 miliar dolar AS atau senilai 13,6 miliar dolar AS.

Revolusi strategi produksi dan distribusi ala Zara telah dimulai Ortega sejak era 1980-an. Ia mulai mengubah desain, manufaktur, dan proses distribusi untuk mengurangi jeda pengiriman dari waktu pemesanan. Terobosan ini telah membuat Zara yang awalnya hanya sebuah toko kecil di pusat Kota La Coruna, Galicia, Spanyol menggurita ke penjuru dunia.

Fakta menarik soal Zara

Pendiri Zara salah satu orang terkaya di dunia

Zara didirikan di bawah perusahaan Inditex oleh Amancio Ortega. Berdasarkan data Forbes per Januari 2019 Ortega berada di urutan keenam orang terkaya di dunia. Nilai kekayaan Ortega mencapai 70 miliar dolar AS, beda tipis dengan Mark Zuckerberg yang berada di posisi lima. Namun, siapa yang menyangka jika salah satu orang terkaya di dunia ini dulunya orang miskin dan putus sekolah? Ortega bahkan pernah menjadi karyawan sebuah toko pakaian.

Asal-usul nama Zara

Dikutip dari The Telegraph, Ortega bersama dengan pasangannya Rosalia Mera mendirikan toko pertama di kota La Coruna, dekat dengan Arteixo, Spanyol.

Awalnya, mereka ingin menamakan brand fashion ini dengan nama Zorba, sesuai dengan judul film favorit mereka, Zorba the Greek. Namun, sayangnya nama itu sudah dimiliki toko lain sehingga mereka menggantinya dengan pertimbangan nama yang lebih singkat, yakni Zara.

BACA JUGA :  Berkreasi Mempercantik MiniShop | Praktisidigital

Brand Pakaian Favorit Bangsawan

Kate Middleton memiliki akses untuk mendapatkan busana dari para desainer yang ia mau, namun tidak menjadi halangan untuknya memakai pakaian dari Zara. Duchess of Cambridge ini sering tampil mengenakan pakaian dengan harga relatif murah dari Zara.

Kate Middleton tampil kasual dalam balutan gaun Zara. Sumber foto: ET Online.

Pada foto tersebut ia memilih gaun musim panas bergaris biru dan putih yang dijual Zara seharga 70 dolar AS atau 975 ribu rupiah.

Diproduksi di Jawa Tengah

Semua produk Zara yang dibuat di beberapa negara dikirim kembali ke Spanyol, baru didistribusikan ke seluruh dunia. Dan, tahukah Anda jika produk Zara ada yang dibuat di negara Asia, seperti China, Kamboja, dan Indonesia? Perusahaan Indonesia yang memproduksi sebagian produk Zara adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).

Suasana di pabrik Sritex, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini merupakan perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan ini berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Itulah sepenggal kisah sukses dari Zara. Melalui kisah ini, Anda bisa belajar bahwa hal paling utama untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis adalah kecermatan dalam mengamati tren dan mengetahui kebutuhan pelanggan. Yuk, coba terapkan kedua poin tersebut! Praktisidigital hadir untuk membantu proses berjalannya bisnis online Anda, mulai dari melayani pesanan customer hingga pelacakan pembayaran otomatis. Mudah, kan? Anda jadi bisa berfokus ke mematangkan brand Anda sejalan dengan passion yang Anda miliki!